Jumat, 05 Agustus 2016

Dietku... oh, diet

Diet? Aku? Ya, aku memang sedang dalam program diet. Baru jalan 7 bulan. Hasilnya juga belum mencapai target.

Aku mulai program diet sejak bulan Februari 2016. Saat itu berat badanku 63kg. Dengan tinggi badan cuma 148cm. Kebayang kan sebulat apa diriku. Heuheuheu...

Ditambah badan yang terasa kaku-kaku. Buat ngangkat badan dari posisi duduk di lantai mau berdiri aja sudah terasa berat. Kayak mau ngangkat beras satu ton #lebay...

Akhirnya kuputuskan aku harus berubah! Aku tidak mau terus tenggelam dalam timbunan lemak #syaaah...

Keputusan diet ini sebenarnya sebuah keputusan yang sangat berat dalam hidupku. Sebelumnya aku adalah penggemar berat minuman manis, terutama teh anget manis. Tiap bangun tidur, kalau tidak menyeduh teh rasanya pagi hari jadi ada yang kurang (iklan, mana iklan...).
Kalau minum air putih, mulut ini terasa sepet (getir). Sepanjang hari hingga menjelang tidur pun tiap mau minum aku pasti bikin teh. Selingannya bikin kopi manis atau es sirup.

Ga takut kena diabetes? Jelas takut. Apalagi ibuku meninggal dunia karena komplikasi, salah satunya karena diabetes. Bapakku juga seorang diabetesi. Itu artinya aku hampir 100% berpotensi terkena diabetes juga.

Tapi keputusan untuk menghentikan semua kebiasaan minum yang manis-manis ini berat bagiku. Ketika pertama kali diet, aku tidak menghentikan sama sekali minuman manis. Aku mulai dengan mengurangi sedikit demi sedikit.

Bangun tidur pagi dan sore masih bikin teh anget manis satu gelas. Untuk selanjutnya minum air putih dingin (kalau air putih biasa lidahku masih terasa sepet). Bulan berikutnya hanya pagi hari saja satu gelas.
Alhamdulillah kian ke sini kebiasaan minum manis-manis sudah berkurang drastis.

Kebiasaan berikutnya adalah aku suka kumpul dengan geng emak-emak yang doyan masak & makan bareng. Emang ada geng kayak gitu? ADA! (kapan-kapan aku bikin tulisan tersendiri tentang geng koplakku ini).

Masak-masaknya sih positif banget. Bisa nambah keterampilan kerja di dapur #ehem... Jeleknya kalau mulai acara makan bersama, yang biasanya makan di rumah cuma 1-2 entong (sendok nasi), pas lagi ngumpul bisa nambah hingga 2 piring. Apalagi kalau menunya sambelan. Wuihh... bisa lupa daratan.

Nah, kebayang kan betapa "menderitanya" aku dulu. Dari bentuk tubuh seperti oval, lama kelamaan semakin keliatan bulat total... heuheuheu....

Akhirnya mulailah kucanangkan program diet. Sebelum benar-benar kujalani program ini, aku searching dulu di internet tentang gimana sih diet yang baik dan benar. Biar hidup ini tidak tersesat.
Kan ada tuh, orang yang meninggal gara-gara pengen diet. Ternyata, oh ternyata sebagian besar karena mengonsumsi pil diet. Ditambah dietnya ekstrim. Sampe bulimia & anoreksia gitu. Naudzubillah...

Dari hasil diskusi dengan mbah gugel, akhirnya kesimpulanku: diet tidak akan berhasil dengan sukses, baik & benar bila tidak menjalankan 2 hal mendasar, yaitu:
1. Atur makanan & minuman
2. Olahraga

Tentang makanan ini sulit kulalui. Rintangannya sangat besar, sebesar gunung himalaya #abaikan... Karena gunung itu berupa undangan makan bersama the genk... hixhix

Untuk aturan menunya aku lebih memilih memperbanyak sayur dan buah dengan porsi lauk seperti biasanya. Serta, ini yang penting, mengurangi asupan karbohidrat. Ibaratnya aku makan sayur lauknya nasi. Bahkan sejak bulan keempat aku sudah biasa makan tanpa nasi.

Sayurnya kadang kujadiin pecel, urap-urap, oseng, bothokan, atau pake sambel. Yah, menunya yang sesuai dengan lidah eksotisku lah. Kalau dipaksa ga boleh pake bumbu pecel yang ada kacangnya, atau urap yang ada kelapanya trus diganti pake mayonaise atau minyak olive, waduh bisa-bisa lidahku protes. Ujung-ujungnya perutku setres dan minta pelampiasan dengan makan lebih banyak lagi.

No, no, no! Aku ga seekstrim itu. Woles aja.
Untuk minumnya sudah kuceritakan di atas, harus minum air putih. Minimal 8 gelas sehari. Ingat, minimal!

Nah, sekarang olahraga apa yang kupilih. Awalnya bingung juga mau mulai dari mana. Akhirnya bulan pertama kucoba freeletic. Tapi ternyata tidak bertahan lama. Mungkin karena sendirian, jadi kayak ga ada yang menyemangati.

Lalu ikut senam tingkat RT, seminggu 2x. Ini lumayan jalan terus sampe sekarang, karena rame-rame jadi asyik. Lagian murah meriah, cuma 5 ribuan #emak2 mode on.

Mulai bulan ketiga aku nekuni jogging pagi 30menit keliling komplek. Meski sendirian aku seneng, karena pikiran juga ikut free liat pemandangan luar rumah. Apalagi jadi bisa 'say hello' dengan tetangga satu blok.

Sekarang masuk bulan ketujuh. Sudah seminggu ini aku coba skipping d rumah. Hasilnya aku sudah mulai bosan lagi. Mungkin memang aku orangnya suka olahraga outdoor dan yang dilakukan rame-rame kali ya.

Tujuh bulan ini hasilnya berat badanku turun 8kg. Wow,... lemot amat. Niat diet ga sih? Hehehe... Nyantai, bro. Kan yang penting sudah ada perubahan. Badan sudah ga kaku-kaku lagi. Sudah mulai agak lincah kalau gerak. Daya tahan tubuh meningkat. Ga gampang kena flu kayak dulu sebelum diet.

Apalagi aku pernah dikasih tahu mbah gugel, kalau menurunkan berat badan lebih baik jangan lebih dari 2kg per bulannya. Katanya sih, biar kulit bisa mengikuti penurunan bobot tubuh. Sehingga mengurangi resiko kulit menggelambir.

(Kalau 2kg kan mestinya sudah dapat turun 12an kilo...) Wakakaka.... Itu sih akibat aku dietnya terlalu nyantai. Lagi ngidam bakso, hayuk. Pengen mie ayam, santap. Rujak cingur, hajar. Ya gimana bisa on the track dietnya, xixixi.

Yah, segitu dulu deh laporan perkembangan program dietku. Ntar kalo sudah mencapai target (+- 48kg) aku bikin laporan lagi.

Nb: ternyata banyak makan sayur dan buah bikin keliatan lebih muda loh. Pas aku lagi di rumah kakak ipar, di Kalimantan, sama tetangga-tetangga sana aku dikira masih anak kuliahan, padahal sudah kepala 3, anaknya 2 #uhuy.... #ketip-ketipin mata

Minggu, 31 Juli 2016

Nge-blog Karena Anak


Ini pertamakalinya aku bikin blog dan nulis di blog. Sebenarnya sudah lama pengen nge-blog. Hanya saja bingung gimana cara mulainya. Bukan tentang cara penulisannya, atau bingung mau nulis apa. Tapi karena bingung cara bikin blognya gimana.... Wekeke... Ampyun dah, katroknya keliatan.
At least, baru saja tadi pagi anakku yg kelas 4 utak atik leptop, dan jreng...jreng...."aku sudah punya website," katanya.
Aku cuma bisa melongo aja. Setelah kulirik, eh iya beneran. Aku yang sudah tuwir gini dah kalah cepat deh ngadepin teknologi dibanding anakku yang masih baru saja pegang-pegang leppy-nya. Beda jaman lahir kali, ya... xixixi.
Nah, setelah si mas nayangin tulisan pertamanya (maksud hati pengen bikin tautan ke tulisannya si mas, apa daya masih belajaran nulisnya... maap ya), aku kasih komentar deh di blognya. Biar semangat nulis-nulis lagi si mas. Mulai dari situ, akhirnya aku bikin blog sendiri juga. Minimal aku dan si mas bisa saling mengunjungi dan kirim komentar... Hahaha... Simbiosis nepotisme ini mah namanya.
Oke, mudah-mudahan bertahan deh ini blog.